Rabu, 04 Februari 2009

SEJARAH SINGKAT PERGURUAN TINGGI LA TANSA MASHIRO

Banten yang pada orde baru di bawah pemerintahan jawa barat masih tebilang daerah minim dan miskin memiliki daerah tertinggal yang banyak, tapi Banten tidak sendiri, daerah-daerah lain pun merasakan nasib yang sama. Sejalan dengan era ekonomi, muncul kesadaran masyarakat untuk kembali ke kampungnya dan mengabdikan diri mereka untuk membangun dan membangkitkan daerah dan masyarakatnya. Berangkat dari sini maka bermunculan perguruna tinggi di daerah-daerah, mulai dari Serang, Cilegon, Pandeglang hingga Rangkasbitung, masyarakat setempat mulai mempercayai perguruan tinggi La Tansa Mashiro memiliki SDM dan manajemen yang memenuhi kualifikasi standar yang ditentukan oleh pemerintah secara normative, sudah mendapatkan akreditasi dari DIKNAS dan BAN (Badan Akreditas Nasional) sebagai bentuk legalitas dan pengakuan, kerananya dapat menarik perhatian para calon mahasiswa buakan hanya yang dating dari Rangksbitung, tapi mereka juga dating dari Serang, Tangerang, Pandeglang, Bogor, Lampung, Sukabumi.
Kurang dari dua puluh tahun, kyai Rifa’i berhasil mengembangkan pesantren kedua di Cipanas Kab. Lebak dengan mengambil nama “La Tansa”. Bersamaan dengan pengembangan pesantren La Tansa ternyata kyai Rifa’I punya ide besar yaitu mendirikan Perguruan Tinggi setingkat universitas bersama setelah beberapa kali bertemu dengan membenruk team work dan work plan-Nya. Team work itu dikenal dengan panitia sembilan karena terdiri dari sembilan orang. dengan komposisi sebagai berikut:
Penanggung jawab
Drs. KH. Ahmad Rifa’i Arief
Ketua
H. MA. Tihami, M.A
Sekretaris
Drs. H.E. Syibli Syarjaya, LML
Bendahara
Drs. Najmudin
Anggota
Drs. H.M. Hudlori
Drs. Endin Syahiduddin
Drs. Hatim Fanani
Drs. Enah Huwaenah
Drs. Undang Sumantri
Ringkas cerita,…
Kegigihan kyai Rifa’I dalam mengawal perguruan ini memang luar biasa, karena berat tantanganya dan besat dananya. Kendala tersebut dengan tergar dihadapi oleh pak Rifa’I karena perguruan tinggi ini merupakan satu kesatuan integral dengan produk pesantren yang bertujuan untuk mewujudkan intelektual muslim yang mempunyai wawasan luas tentang ilmu pengetahuan dan agamanya, memiliki integritas dan komitmen yang tinggi dalam keislamannya dan berdedikasi luas kepada masyarakatnya. Sportifitas dan pengakuan pak Rifa’I terhadap kemampuan orang lain, sangat objektif, sehingga ia mempersilahkan siapa saja untuk berperan, bukan sekedar membantu, sesuai dengan keahliannya dalam mengembangkan perguruan tingginya.
Pada bulam juni 1997 Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro kehilangan figurnya. Beliau adalah pendiri, donator utama, desainer bahkan pemilik yang tidak ingin memilikinya apalagi menguasainya. “La Yarilsuha illa min ibadhi al-sholihin” demikian kata terakhirnya. Pada saat ditinggalakannya, “PT Latansa Mashiro, baru pindah ke kampus” milik sendiri yang baru selesai lantai pertamanya, pada bulan oktober 1996, pada saat itu jumlah mahasiswa aktif STIE sekitar 68 orang dan mahasiswa STAI 9 orang. berkat system yang ditanamkannya, struktur pejabat STIE dipimpin oleh Drs. H. Narasoma dan STAI dipimpin oleh H. M. Hudlori, MM dan dibantu oleh bapak H. Narasoma di pemda kabupaten Lebak maka tahun 1999 diangkatlah Drs. Soleh Rosyad M.M sebagai ketua STIE dan STAI cendrung meningkat setiap tahunnya. Bahkan STIE berkat kerja keras team pada tahun 2003 sudah mendapat akreditasi “B” dari BAN, sementara STAI yang masih dalam proses akreditasi dan menambah program studi D II sehingga jumlah mahasiswa miningkat dengan tajam. Pada tahun 2005 jumlah mahasiswa aktif STIE sekitar 450 orang dan mahasiswa STAI sekitar 850 orang. pada awal tahun 2008 STAI sudah mendapat akreditasi “B” pula, dan sekarang di Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro telah didirikan satu Akademi Kebidanan yang siap berkiprah di masyarakat yang mempunyai tujuan yaitu untuk mewujudkan intelektual muslim yang mempunyai wawasan luas dan menciptakan generasi atau mencetak mahasiswa yang berkualitas dan berdedikasi luas kepada masyarakatnya. Amin…

Catatan kilasan sejarah
PT La Tansa Mashiro dari sumber buku
“Kiprah Kyai Enterpreneur”
( Sebuah Pembaruan Dunia Pesantren di Banten)

1 komentar:

  1. semoga tintamas sukses dan menjadi wadah jurnalis jurnallis la tansa dan coba ldk nya tuh belajar ke masjid salman atau al Nur gitu biar dakwahnya gereget dikit !

    BalasHapus